Sebuah kapal tanker yang kosong atau terisi penuh mendekati SPM dan berlabuh di sana menggunakan pengaturan hawser dengan bantuan kru tambatan. Tali selang apung yang dipasang pada pelampung SPM kemudian diangkat dan dihubungkan ke manifold tanker. Hal ini menciptakan sistem transfer produk tertutup yang lengkap dari ruang tanker, melalui berbagai bagian yang saling terkait, ke tangki penyimpanan penyangga di darat.
Setelah kapal tanker ditambatkan dan tali selang apung tersambung, kapal tanker siap untuk memuat atau menurunkan muatannya, baik menggunakan pompa di darat atau di kapal tanker, tergantung pada arah aliran. Selama kriteria pembuangan operasional tidak terlampaui, kapal tanker dapat tetap terhubung ke SPM dan rangkaian selang apung dan aliran produk dapat terus berlanjut tanpa gangguan.
Selama proses ini, kapal tanker bebas melakukan baling-baling cuaca di sekitar SPM, artinya kapal tanker dapat bergerak bebas sepanjang 360 derajat di sekitar pelampung, selalu mengorientasikan dirinya untuk mengambil posisi yang paling disukai dalam kaitannya dengan kombinasi iklim angin, arus, dan gelombang. Hal ini mengurangi gaya tambatan dibandingkan dengan tambatan dengan posisi tetap. Cuaca terburuk terjadi di haluan dan bukan di sisi kapal tanker, sehingga mengurangi waktu henti operasional yang disebabkan oleh pergerakan kapal tanker yang berlebihan. Produk yang dapat diputar di dalam pelampung memungkinkan produk terus mengalir melalui pelampung saat kapal tanker bergerak.
Jenis tambatan ini memerlukan lebih sedikit ruang dibandingkan kapal tanker yang sedang berlabuh karena titik porosnya lebih dekat ke kapal tanker – biasanya 30m hingga 90m. Kapal tanker yang berada pada mooring buoy lebih kecil kemungkinannya terhadap terjadinya fishtailing dibandingkan kapal yang sedang berlabuh jangkar, meskipun osilasi fishtailing masih dapat terjadi pada satu titik tambatan..
kami akan menjelaskan prosesnya lebih detail Di artikel selanjutnya, silakan ikuti kami.
Waktu posting: 13 Oktober 2023